Pages

Friday, November 21, 2025

Sifat Berani dan Keutamaannya


 

Fadhilah di Bawah Naungan Syaja'ah (Keberanian) Menurut Ibnu Miskawaih dan Ulama Klasik

Fadhilah di Bawah Naungan Syaja'ah (Keberanian) Menurut Ibnu Miskawaih dan Ulama Klasik

Kajian Komprehensif tentang Keutamaan-Keutamaan Moral yang Lahir dari Sifat Keberanian dalam Perspektif Filsafat Akhlak Islam

Oleh: Tim Kajian Akhlak Islam 15 November 2023 Kategori: Filsafat Akhlak

Dalam khazanah filsafat akhlak Islam, syaja'ah (keberanian) menempati posisi yang sangat penting sebagai salah satu pokok akhlak utama. Ibnu Miskawaih, dalam magnum opus-nya Tahdzib al-Akhlaq, menjadikan syaja'ah sebagai salah satu dari empat kebajikan pokok (al-fada'il al-arba'ah) yang menjadi fondasi seluruh bangunan akhlak mulia. Tulisan ini akan mengupas secara mendalam tentang syaja'ah dan berbagai fadhilah (keutamaan) yang berada di bawah naungannya menurut perspektif Ibnu Miskawaih dan ulama klasik lainnya.

Pengertian Syaja'ah dalam Perspektif Filsafat Akhlak

Secara etimologis, syaja'ah berasal dari kata syajā'a yang berarti berani, kuat hati, atau tabah. Dalam terminologi akhlak, syaja'ah didefinisikan sebagai kondisi pertengahan (wasath) antara dua ekstrem: jubn (pengecut) dan tahawwur (nekad/ceroboh).

قال ابن مسكويه في تهذيب الأخلاق: "الشجاعة وسط بين الجبن والتهوّر، وهي قوة الغضبية متوسطة بين إفراطها في التهوّر وتفريطها في الجبن"
Ibnu Miskawaih berkata dalam Tahdzib al-Akhlaq: "Syaja'ah adalah pertengahan antara jubn (pengecut) dan tahawwur (nekad), yaitu kekuatan ghadabiyah (emosi kemarahan) yang berada di tengah-tengah antara berlebihan dalam tahawwur dan kekurangan dalam jubn."

Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin memberikan definisi yang serupa namun dengan penekanan pada aspek spiritual:

قال الإمام الغزالي في الإحياء: "الشجاعة: ثبات القلب عند المخاوف، واستعمال السخاء عند البذل، وكتمان السر، وكف الأذى، واحتمال المكاره في ذات الله تعالى"
Imam Al-Ghazali berkata dalam Ihya Ulumuddin: "Syaja'ah adalah keteguhan hati ketika menghadapi hal-hal yang menakutkan, menggunakan kedermawanan ketika memberi, menyimpan rahasia, menahan diri dari menyakiti, dan memikul kesulitan di jalan Allah Ta'ala."

Fadhilah-Fadhilah yang Berada di Bawah Naungan Syaja'ah

Syaja'ah sebagai kebajikan pokok melahirkan berbagai fadhilah turunan yang merupakan manifestasi praktis dari keberanian yang seimbang. Berikut adalah fadhilah-fadhilah utama yang berada di bawah naungan syaja'ah:

1. Al-Hilm (Kesabaran dan Kebijaksanaan)

Al-hilm merupakan kemampuan untuk menahan amarah dan bertindak dengan bijaksana meskipun dalam situasi yang memancing emosi. Fadhilah ini adalah buah langsung dari syaja'ah yang terkendali.

قال ابن مسكويه: "الحلم هو تأخير الغضب للوقت الذي يجب فيه، وهو من ثمرات الشجاعة الحقيقية"
Ibnu Miskawaih berkata: "Al-hilm adalah menunda kemarahan sampai pada waktu yang semestinya, dan ia merupakan buah dari syaja'ah yang sejati."

Dalam konteks modern, al-hilm dapat diterjemahkan sebagai kemampuan mengelola konflik dengan kepala dingin dan respons yang proporsional, bukan dengan reaksi emosional yang berlebihan.

2. As-Sabr (Ketabahan)

As-sabr adalah ketabahan dalam menghadapi kesulitan dan cobaan. Syaja'ah memberikan kekuatan internal untuk bertahan dalam situasi sulit tanpa menyerah atau putus asa.

قال الله تعالى: "يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ"
Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)

3. Al-Karam (Kedermawanan)

Secara mengejutkan, al-karam (kedermawanan) juga merupakan buah dari syaja'ah. Hanya orang yang berani yang mampu memberi tanpa takut kekurangan, dan menahan diri dari kikir karena takut miskin.

قال الإمام الغزالي: "الكرم ثمرة من ثمرات الشجاعة، لأنه إقدام على بذل المال مع غلبة خوف الفقر على النفوس"
Imam Al-Ghazali berkata: "Al-karam adalah buah dari syaja'ah, karena ia adalah keberanian untuk memberikan harta padahal rasa takut miskin biasanya mendominasi jiwa."

4. Al-Istiqamah (Keteguhan Pendirian)

Al-istiqamah adalah keteguhan dalam memegang prinsip kebenaran meskipun menghadapi tekanan dan tentangan. Ini memerlukan keberanian moral yang besar.

قال ابن القيم في مدارج السالكين: "الشجاع من شجّع نفسه على ملازمة طريق الحق مع كثرة المعارضين والمثبطين"
Ibnu Qayyim berkata dalam Madarij as-Salikin: "Orang yang berani adalah yang memberanikan dirinya untuk konsisten menempuh jalan kebenaran meskipun banyak penentang dan orang yang melemahkan semangat."

5. As-Syukr (Bersyukur)

As-syukr memerlukan keberanian karena berarti mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah, bukan semata-mata dari usaha sendiri. Ini adalah bentuk keberanian spiritual.

Pandangan Ulama Klasik tentang Hubungan Syaja'ah dengan Fadhilah Lainnya

Berbagai ulama klasik telah mengembangkan pemikiran tentang jaringan kebajikan yang terhubung dengan syaja'ah:

Al-Farabi

Dalam Ara Ahl al-Madinah al-Fadhilah, Al-Farabi menempatkan syaja'ah sebagai salah satu sifat utama pemimpin kota utama. Menurutnya, syaja'ah melahirkan sifat-sifat seperti keadilan, kebijaksanaan, dan kemampuan memimpin.

Ibnu Sina

Ibnu Sina dalam kitab Asy-Syifa menghubungkan syaja'ah dengan kesehatan jiwa. Menurutnya, ketidakseimbangan dalam syaja'ah dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti kecemasan berlebihan atau perilaku impulsif.

An-Nawawi

Dalam Riyadh as-Shalihin, Imam An-Nawawi mengumpulkan hadis-hadis yang menunjukkan keberanian Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, serta menghubungkannya dengan berbagai fadhilah seperti amanah, shiddiq (kejujuran), dan itsar (mendahulukan orang lain).

Syaja'ah dalam Konteks Modern

Konsep syaja'ah dan fadhilah-fadhilah di bawahnya tetap relevan dalam konteks kehidupan modern:

Konteks Modern Manifestasi Syaja'ah Fadhilah yang Terkait
Kehidupan Profesional Berani mengambil tanggung jawab, menyampaikan pendapat kritis Al-amanah (tanggung jawab), as-shidq (kejujuran)
Kehidupan Sosial Berani membela kebenaran, melawan ketidakadilan Al-'adl (keadilan), al-muru'ah (harga diri)
Kehidupan Spiritual Berani konsisten beribadah di tengah godaan modern Al-istiqamah (konsistensi), az-zuhd (sederhana)
Pengembangan Diri Berani keluar dari zona nyaman, belajar hal baru Al-ijtihad (usaha keras), at-taqwa (ketakwaan)

Metode Mengembangkan Syaja'ah Menurut Ibnu Miskawaih

Ibnu Miskawaih dalam Tahdzib al-Akhlaq memberikan panduan praktis untuk mengembangkan syaja'ah:

  • Al-Mujahadah (Bersungguh-sungguh): Melatih diri secara bertahap untuk menghadapi hal-hal yang ditakuti dengan kadar yang sesuai kemampuan.
  • At-Tafakkur (Perenungan): Merenungkan manfaat syaja'ah dan bahaya jubn (pengecut) atau tahawwur (nekad).
  • As-Suhbah (Pergaulan): Bergaul dengan orang-orang yang memiliki sifat syaja'ah untuk meneladani mereka.
  • At-Tadbir (Perencanaan): Membuat perencanaan yang matang sebelum bertindak untuk menghindari tahawwur.
  • Al-I'tibar (Pembelajaran): Belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain tentang keberanian yang bijaksana.
قال ابن مسكويه: "رياضة النفس على الشجاعة تكون بالتعود على احتمال المخاوف الصغيرة، ثم الزيادة فيها بالتدريج، ومصاحبة الشجعان، ومطالعة أخبارهم"
Ibnu Miskawaih berkata: "Melatih jiwa untuk syaja'ah dilakukan dengan membiasakan diri memikul hal-hal yang ditakuti dalam kadar kecil, kemudian meningkat secara bertahap, bergaul dengan orang-orang pemberani, dan mempelajari kisah-kisah mereka."

Kisah Teladan Syaja'ah dalam Sejarah Islam

Sejarah Islam dipenuhi dengan contoh-contoh nyata syaja'ah dan fadhilah-fadhilah yang lahir darinya:

Keberanian Ali bin Abi Thalib RA

Dalam Perang Khandaq, Ali bin Abi Thalib menunjukkan syaja'ah dengan melawan Amr bin Abdi Wudd. Keberaniannya ini dilandasi oleh hilm (kebijaksanaan) dan bukan tahawwur (kenekatan).

Ketabahan Sumayyah binti Khayyat

Sebagai muslimah pertama yang syahid, Sumayyah menunjukkan sabar dan istiqamah dalam mempertahankan akidah meskipun menghadapi siksaan berat.

Kedermawanan Utsman bin Affan RA

Utsman bin Affan menunjukkan karam (kedermawanan) dengan menginfakkan hartanya untuk kepentingan umat, sebuah bentuk keberanian melawan kekikiran.

Kesimpulan

Syaja'ah (keberanian) dalam perspektif Ibnu Miskawaih dan ulama klasik bukan sekadar keberanian fisik, tetapi merupakan kebajikan pokok yang melahirkan berbagai fadhilah penting seperti al-hilm, as-sabr, al-karam, al-istiqamah, dan as-syukr. Pemahaman yang komprehensif tentang syaja'ah dan fadhilah-fadhilah di bawah naungannya memberikan kerangka yang berharga untuk pengembangan akhlak mulia dalam kehidupan individu maupun sosial.

Dengan melatih dan mengembangkan syaja'ah yang seimbang, seorang Muslim tidak hanya menjadi pemberani secara fisik, tetapi juga memiliki keberanian moral dan spiritual untuk menegakkan kebenaran, bersikap sabar dalam menghadapi cobaan, dermawan dalam memberi, teguh dalam prinsip, dan senantiasa bersyukur atas nikmat Allah.

© 2023 Kajian Akhlak Islam. Semua hak dilindungi.

Ibnu Miskawaih Syaja'ah Keberanian Filsafat Akhlak Fadhilah Ulama Klasik Tahdzib al-Akhlaq

No comments:

Post a Comment