Tafsir Syeikh Sya'rawi: اتقوا الله حق تقاته
Dalam khazanah tafsir Al-Quran, Syeikh Mutawalli Sya'rawi dikenal dengan kemampuan luar biasa dalam mengungkap kedalaman makna ayat-ayat suci. Salah satu penafsiran beliau yang sangat mengena adalah mengenai perintah taqwa dalam Surah Ali Imran ayat 102.
Terjemahan:
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan muslim." (QS. Ali Imran: 102)
Kedudukan Ayat dalam Al-Quran
Menurut Syeikh Sya'rawi, ayat ini merupakan salah satu ayat yang menjadi fondasi utama dalam kehidupan seorang muslim. Ayat ini memuat seruan langsung dari Allah SWT kepada orang-orang beriman untuk mencapai tingkat taqwa yang sesungguhnya.
"Syeikh Sya'rawi menjelaskan bahwa perintah 'haqqa tuqātih' menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan dalam taqwa yang harus dicapai oleh setiap muslim."
Makna "Taqwa" Menurut Syeikh Sya'rawi
Hakikat Taqwa
Syeikh Sya'rawi mendefinisikan taqwa sebagai "menjaga diri dari segala sesuatu yang menjauhkan dari Allah". Bukan sekadar takut, tetapi kesadaran penuh akan pengawasan Allah dalam setiap keadaan.
1. Taqwa sebagai Pelindung
Menurut Syeikh Sya'rawi, taqwa berfungsi sebagai pelindung bagi seorang muslim, baik di dunia maupun akhirat. Sebagaimana pelindung fisik melindungi dari bahaya, taqwa melindungi dari api neraka dan kesesatan.
2. Taqwa yang Menghasilkan Ilmu
Syeikh Sya'rawi menekankan bahwa taqwa bukan hanya perasaan, tetapi menghasilkan ilmu dan kebijaksanaan. Allah berfirman: "Dan bertaqwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarmu" (QS. Al-Baqarah: 282).
3. Taqwa sebagai Sumber Rezeki
Dalam penafsirannya, Syeikh Sya'rawi menjelaskan bahwa taqwa membuka pintu-pintu rezeki yang tidak terduga. "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya" (QS. Ath-Thalaq: 2).
Tingkatan Taqwa "Haqqa Tuqātih"
Syeikh Sya'rawi menjelaskan bahwa frasa "haqqa tuqātih" mengindikasikan adanya tingkatan-tingkatan dalam taqwa:
Tingkat Pertama
Taqwa Dasar
Menjauhi syirik dan kekufuran, melaksanakan kewajiban agama, dan meninggalkan hal-hal yang haram.
Tingkat Kedua
Taqwa Menengah
Menjauhi perkara syubhat, meningkatkan amalan sunnah, dan konsisten dalam ibadah.
Tingkat Tertinggi
Taqwa Hakiki
Selalu merasa diawasi Allah, membersihkan hati dari penyakit, dan ikhlas semata-mata karena Allah.
"Syeikh Sya'rawi mengibaratkan taqwa seperti pohon yang kuat. Akarnya adalah keimanan, batangnya adalah ilmu, rantingnya adalah amal shaleh, dan buahnya adalah ketenangan hati serta ridha Allah."
Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Panduan Praktis dari Syeikh Sya'rawi
Beliau memberikan contoh konkret implementasi taqwa: menjaga lisan dari dusta, menjaga pandangan dari yang haram, memakan yang halal, berinteraksi dengan jujur, dan senantiasa mengingat Allah dalam setiap aktivitas.
Taqwa dalam Bermuamalah
Syeikh Sya'rawi menekankan bahwa taqwa harus tercermin dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam berbisnis, bertetangga, dan berkeluarga. Tidak ada pemisahan antara urusan agama dan dunia.
Taqwa di Era Modern
Menurut penafsiran Syeikh Sya'rawi, taqwa di zaman modern berarti mampu menjaga diri di tengah berbagai godaan dan fitnah, tetap konsisten pada prinsip Islam meskipun menghadapi tekanan.
Kaitan dengan Kalimat "Wa La Tamutunna Illa Wa Antum Muslimun"
Syeikh Sya'rawi menjelaskan hubungan yang erat antara perintah bertaqwa dengan larangan mati kecuali dalam keadaan muslim. Beliau menegaskan bahwa konsistensi dalam taqwa akan menjamin husnul khatimah (akhir yang baik).
Kesimpulan
Berdasarkan penafsiran Syeikh Sya'rawi, ayat "Attaqullāha ḥaqqa tuqātih" mengandung makna yang sangat dalam tentang perjalanan spiritual seorang muslim. Taqwa bukanlah keadaan statis, tetapi proses dinamis yang terus berkembang melalui tingkatan-tingkatan tertentu. Dengan memahami dan mengamalkan penafsiran ini, seorang muslim dapat mencapai hakikat taqwa yang sesungguhnya, yang akan membawanya kepada ketenangan di dunia dan keselamatan di akhirat.

No comments:
Post a Comment