Skip to main content

Kewajiban anak kepada Orang tua setelah Orangtuangnya meninggal

 

Kewajiban Anak kepada Orang Tua Setelah Meninggal - Pandangan Imam Al-Ghazali

Kewajiban Anak kepada Orang Tua Setelah Meninggal

Pandangan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin

Kematian orang tua bukanlah akhir dari hubungan seorang anak dengan mereka. Menurut Imam Al-Ghazali, seorang anak masih memiliki kewajiban untuk melanjutkan bakti meskipun orang tuanya telah meninggal dunia.

Pemikiran Imam Al-Ghazali tentang Birrul Walidain

Imam Al-Ghazali, dalam magnum opus-nya Ihya Ulumuddin, menjelaskan bahwa birrul walidain (berbakti kepada orang tua) tidak berakhir dengan kematian orang tua. Sebaliknya, kewajiban ini terus berlanjut dalam bentuk yang berbeda.

"Berbakti kepada orang tua setelah wafatnya adalah dengan melanjutkan apa yang biasa dilakukan orang tua ketika masih hidup dari hal-hal yang baik, seperti sedekah, haji, umrah, membebaskan budak, dan semisalnya."

- Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin

Kewajiban Anak Setelah Orang Tua Meninggal

Berdasarkan penjelasan Imam Al-Ghazali, berikut adalah kewajiban anak kepada orang tua setelah mereka meninggal:

1

Mendoakan Orang Tua

Anak harus senantiasa mendoakan orang tuanya agar diampuni segala dosa, diterima amal kebaikannya, dan dilapangkan kuburnya. Doa anak yang shaleh merupakan amal yang terus mengalir bagi orang tua yang telah meninggal.

2

Melunasi Utang Orang Tua

Jika orang tua meninggal dengan meninggalkan utang, anak berkewajiban melunasinya. Hal ini termasuk utang kepada Allah (seperti nadzar, kafarat) maupun utang kepada manusia.

3

Melaksanakan Wasiat

Anak harus melaksanakan wasiat orang tua selama wasiat tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam. Pelaksanaan wasiat merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada orang tua.

4

Menjaga Silaturahmi dengan Kerabat Orang Tua

Anak dianjurkan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan kerabat dan teman-teman orang tua. Hal ini merupakan kelanjutan dari hubungan baik yang telah dijalin oleh orang tua semasa hidupnya.

5

Meneruskan Amal Kebaikan Orang Tua

Anak sebaiknya meneruskan amal kebaikan yang biasa dilakukan orang tua semasa hidup, seperti sedekah, menghafal Al-Qur'an, atau kegiatan sosial lainnya. Pahala dari amalan ini akan sampai kepada orang tua.

6

Menjaga Nama Baik Orang Tua

Anak harus menjaga nama baik orang tua dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat mencoreng kehormatan keluarga. Perilaku anak yang baik akan menjadi cerminan pendidikan orang tua.

Pahala yang Terus Mengalir

Imam Al-Ghazali menekankan bahwa amal kebaikan yang dilakukan anak dengan niat untuk orang tuanya yang telah meninggal akan memberikan manfaat yang terus mengalir. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya." (HR. Muslim)

Oleh karena itu, menjadi anak yang shaleh dan selalu mendoakan orang tua merupakan investasi akhirat yang tidak ternilai harganya.

Kesimpulan

Bakti seorang anak kepada orang tua tidak berakhir dengan kematian. Menurut Imam Al-Ghazali, kewajiban ini berlanjut melalui doa, pelunasan utang, pelaksanaan wasiat, menjaga hubungan dengan kerabat orang tua, meneruskan amal kebaikan, dan menjaga nama baik keluarga. Dengan melaksanakan kewajiban ini, seorang anak tidak hanya menghormati orang tuanya tetapi juga memberikan manfaat yang terus mengalir bagi mereka di alam barzakh.

© 2023 Blog Islami - Semua hak dilindungi. Artikel ini disusun berdasarkan pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin.

Comments

Popular posts from this blog

PERBEDAAN ANTARA PENILAIAN PROGRAM PENDIDIKAN, PROSES BELAJAR MENGAJAR, DAN HASIL BELAJAR.

Dalam penilaian Pendidikan, mencangkup tiga sasaran utama yakni penilaian program pendidikan, penilaian proses belajar mengajar   dan penilaian hasil-hasil belajar. Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti optimalnya hasil belajar siswa tergantung pula pada proses belajar siswadan proses mengajar guru. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar-mengajar. Penilaian proses merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran penilaian pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan proses belajar mengajar.

Bacaan Sebelum Shalat Witir

ü     اوتروا ومجدوا وعظموا شهر الصيام رحمكم الله @ لا إله إلا الله ، وحده لا شريك له ، له الملك ، وله الحمد ، يحيي ويميت،  وهو على كل شيء قدير.... ü     اللهم صل على سيدنا محمد @ صلى الله عليه وسلم. ü     اللهم صل على سيدنا ونبينا وحبيبينا وشفيعنا وذخرنا ومولانا محمد @ صلى الله عليه وسلم.

Cerita Bagus dari Kitab Uquudu Lujain Fii Bayaani Huquuzzaujaini

Di baghdad ada seorang laki laki menikah dengan anak puteri pamannya sendiri. Dalam pernikahan itu ia berjanji tidak akan menikah lagi dengan wanita lain. Suatu hari ada seorang perempuan datang (belanja) ke tokonya. Ia meminta lelaki itu untuk menikahi dirinya. Lelaki itupun bercerita apaadanya, bahwa dia telah mengikat janji dengan  istrinya (anak pamannya)untuk tidak akan kawin lagi dengan wanita lain.